Insane

Detik Detik Rasulullah
Saw Menjelang
Sakratul Maut -
Presentation
Transcript
1. Detik-detik
Rasulullah saw
menjelang sakratul
maut Oleh : Hamba
Allah
2. Ada sebuah kisah
tentang totalitas
cinta yang
dicontohkan Allah
lewat kehidupan
Rasul-Nya. Pagi itu,
meskipun langit
telah mulai
menguning,burung-
burung gurun enggan
mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah
dengan suara
terbata memberikan
petuah, "Wahai
umatku, kita semua
ada dalam
kekuasaan Allah dan
cinta kasih-Nya.
Maka taati dan
bertakwalah
kepada-Nya.
Kuwariskan dua hal
pada kalian, sunnah
dan Al Qur 'an.
Barang siapa
mencintai sunnahku,
berarti mencintai
aku dan kelak orang-
orang yang
mencintaiku, akan
bersama-sama
masuk syurga
bersama aku. "
Khutbah singkat itu
diakhiri dengan
pandangan mata
Rasulullah yang
teduh menatap
sahabatnya satu
persatu. Abu Bakar
menatap mata itu
dengan berkaca-
kaca, Ummar
dadanya naik turun
menahan napas dan
tangis nya. Usman
menghela napas
panjang dan Ali
menundukkan
kepalanya dalam-
dalam. Isyarat itu
telah datang,
saatnya sudah tiba.
" Rasulullah akan
meninggalkan kita
semua, " desah hati
semua sahabat kala
itu. Manusia tercinta
itu, hampir usai
menunaikan
tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu
semakin kuat,
tatkala Ali dan
Fadhal dengan sigap
menangkap
Rasulullah yang
limbung saat turun
dari mimbar. Saat
itu, seluruh sahabat
yang hadir di sana
pasti akan menahan
detik-detik berlalu,
kalau bisa.
3. Matahari kian
tinggi, tapi pintu
Rasulullah masih
tertutup. Sedang di
dalamnya, Rasulullah
sedang terbaring
lemah dengan
keningnya yang
berkeringat dan
membasahi pelepah
kurma yang menjadi
alas tidurnya. Tiba-
tiba dari luar pintu
terdengar seorang
yang berseru
mengucapkan salam.
" Bolehkah saya
masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya
masuk,
" Maafkanlah,
ayahku sedang
demam, " kata
Fatimah yang
membalikkan badan
dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali
menemani ayahnya
yang ternyata sudah
membuka mata dan
bertanya pada
Fatimah, "Siapakah
itu wahai anakku?"
"Tak tahulah aku
ayah, sepertinya ia
baru sekali ini aku
melihatnya, " tutur
Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah
menatap putrinya itu
dengan pandangan
yang menggetarkan.
Satu-satu bagian
wajahnya seolah
hendak di kenang.
" Ketahuilah, dialah
yang menghapuskan
kenikmatan
sementara, dialah
yang memisahkan
pertemuan di dunia.
ialah malaikat
maut," kata
Rasulullah, Fatimah
pun menahan
ledakkan tangisnya.
Malaikat maut
datang menghampiri,
tapi Rasulullah
menanyakan kenapa
Jibril tak ikut
menyertai. Kemudian
dipanggilah Jibril
yang sebelumnya
sudah bersiap diatas
langit dunia
menyambut roh
kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.
" Jibril, jelaskan apa
hakku nanti
dihadapan
Allah ?" ,Tanya
Rasululllah dengan
suara yang amat
lemah.
4. " Pintu-pintu
langit telah terbuka,
para malaikat telah
menanti rohmu.
Semua syurga
terbuka lebar
menanti
kedatanganmu,"kata
jibril. Tapi itu
ternyata tak
membuat Rasulullah
lega, matanya masih
penuh kecemasan. "
Engkau tidak senang
mendengar kabar
ini ?"Tanya Jibril
lagi."Kabarkan
kepadaku
bagaimana nasib
umatku kelak ?".
"Jangan khuawatir,
wahai Rasul Allah,
aku pernah
mendengar Allah
berfirman kepadaku:
' Kuharamkan
syurga bagi siapa
saja, kecuali umat
Muhammad telah
berada
didalamnya, "
kataJibril. Detik-
detik semakin dekat,
saatnya Izrail
melakukan tugas.
Perlahan roh
Rasulullah ditarik
nampak seluruh
tubuh Rasulullah
bersimbah peluh,
urat-urat lehernya
menegang. "Jibril,
betapa sakit
sakaratul maut ini."
Lirih Rasulullah
mengaduh. Fatimah
terpejam, Ali yang di
sampingnya
menunduk semakin
dalam dan Jibril
membuang muka
" Jijikkah kau
melihatku, hingga
kau palingkan
wajahmu Jibril ?"
Tanya Rasulullah
pada Malaikat
penghantar wahyu
itu. "Siapakah yang
tega, melihat
kekasih Allah
direnggut ajal,"
kata Jibril. Sebentar
kemudian terdengar
Rasulullah memekik,
kerana sakit yang
tak tertahankan lagi.
5. " Ya Allah,
dahsyat nian maut
ini, timpakan saja
semua siksa maut ini
kepadaku, jangan
pada umatku. "
Badan Rasulullah
mulai dingin, kaki
dan dadanya sudah
tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar
seakan hendak
membisikkan
sesuatu, Ali segera
mendekatkan
telinganya.
" Uushiikum bis
shalati, wa maa
malakat aimanuku,
peliharalah solat dan
santuni orang-orang
lemah di antaramu "
Di luar pintu tangis
mulai terdengar
bersahutan, sahabat
saling berpelukan.
Fatimah
menutupkan tangan
diwajahnya, dan Ali
kembali
mendekatkan
telinganya ke bibir
Rasulullah yang
mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii,
ummatiii?" -
"Umatku,umatku,
umatku" Dan,
pupuslah kembang
hidup manusia mulia
itu. Kini, mampukah
kita mencinta
sepertinya?
Allahumma sholli
'ala Muhammad wa
baarik wasalim
' alaihi. Betapa
cintanya Rasulullah
kepada kita.
Kirimkan kepada
sahabat-sahabat
muslim lainnya agar
timbul kesadaran
untuk mencintai
Allah dan RasulNya,
seperti Allah dan
Rasulnya mencinta
kita. Kerana
sesungguhnya selain
daripada itu
hanyalah fana
belaka.


By hamba allah



[c]